Konsep elektrolit dan redoks terdapat dalam kehidupan sehari-hari
dan indutri. Reaksi pembakaran dan perkaratan logam merupakan contoh reaksi
redoks yang terjadi dalam keseharian kita. Didalam tubuh kita terkandung
berbagai jenis elektrolit, di mana didalamnya berlangsung reaksi redoks, yaitu
dalam metabolisme dan hantaran signal oleh sel syaraf. Aki dan berbagai jenis
baterai menggunakan reaksi redoks sebagai sumber listrik. Baterai terdiri dari
suatu oksidator dan suatu reduktor serta suatu elektrolit. Aki, sebagai contoh
terdiri dari logam timbel (Pb) sebagai anode, oksidasi timbel (PbO2)sebagai
katode, dan asam sulfat sebagai elektrolitnya. Reaksi peruraian oleh mikroorganisme juga merupakan
reaksi redoks. Nah, pada kesempatan kali ini akan kami bahas pemanfaatan konsep
redoks dan elektrolit pada pengolahan limbah yaitu metode lumpur aktif.
Pernahkah anda mengamati air sungai di desa atau di
hutan? Umumnya air sungai disana dapat digunakan untuk keperluan sehari - hari
seperti untuk mencuci, untuk mandi, bahkan untuk air minum. Tidak
demikian halnya dengan daerah perkotaan atau daerah industri.Air sungai
didaerah itu sering kali kotor dan berbau tidak sedap. Hal itu terjadi
karenabanyaknya sampah atau limbah yang dibuang ke saluran air dan akhirnya
masuk ke sungai. Di negara maju, air harus diolah terlebih dahulu sebelum
dialirkan ke sungai, sehingga sungainya tetap bersih dan dapat digunakan untuk
rekreasi.
Salah satu jenis limbah dalam air kotor adalah limbah organik, yaitu
limbah yang merupakan sisa-sisa makluk hidup. Limbah seperti itu dapat berasal
dari rumah tangga maupun industri. Limbah organik dapat diolah dengan
memanfaatkan aksi bakteri pengurai yang disebut bakteri aerob. Air kotor
(sewage) mengandung berbagai macam limbah, seperti bahan organik, lumpur,
minyak, oli, bakteri patogen, virus, garam-garam, pestisida, detergen, logam
berat, dan berbagai macam limbah plastik. Oleh karena itu, air kotor harus
diproses untuk mengurangi sebanyak mungkin limbah-limbah tersebut.
Berbagai macam parameter digunakan untuk menggambarkan keadaan air
limbah. Misalnya kekeruhan, zat padat tersuspensi, kandungan zat padat
terlarut, kesamaan (pH),
jumlah oksigen
terlarut (dissolved oxygen = DO), dan kebutuhan oksigen biokimia (biochemical
oxygen demand = BOD).
DO adalah ukuran jumlah oksigen terlarut. Oksigen terlarut dapat berawal
dari udara atau dari hasi fotosintesis tumbuhan air. Oksigen terlarut ini
dibutuhkan oleh hewan – hewan air untuk pernafasannya. Hewan – hewan air dapat
bertahan hidup jika kandungan oksigen terlarut (DO) tidak kurang dari 5 ppm.
Oksigen terlarut juga digunakan oleh bakteri aerob dalam menguraikan sampah
organik (oxygen-demanding materialis) yang terdapat di dalam air. Banyak
oksigen yang diperlukan oleh bakteri aerob untuk menguraikan sampah organi
dalam suatu contoh air disebut BOD. Semakin banyak sampah organik dalam air,
semakin besar nilai BOD. Sebaliknya, kandungan oksigen terlarut (DO) akan
semakin kecil.
Pengolahan air limbah dapat dibagi dalam tiga tahap, yaitu tahap primer,
tahap sekunder, dan tahap tersier. Pengolahan tahap primer dimaksudkan untuk
memisahkan sampah yang tidak terlarut dalam air agar tidak mengalami
pengendapan(sedimentasi). Tahap sekunder dimaksudkan untuk menghilangkan BOD,
yaitu dengan cara mengoksidasinya. Selanjutnya, tahap tersier dimaksudkan untuk
menghilangkan sampah yang masih ada, seperti limbah organik beracun, logam
berat, dan bakteri. Pengolahan tahap tersier dilakukan untuk pengolahan
air bersih. Pada bagian berikut akan dibahas salah satu cara pengolahan air
limbah pada tahap sekunder, yaitu cara lumpur aktif (actived sluge
prosess).
Lumpur aktif adalah lumpur yang kaya dengan bakteri aerob, yaitu bakteri
yang dapat menguraikan limbah organik dengan cara mengalami biodegradasi (oxygen-demanding
materials).
Bakteri aerob mengubah sampah organik dalam air menjadi biomasa dari gas
CO2, sementara nitrogen organik diubah menjadi ammonium dan nitrat,
fosforus organik diubah menjadi fosfat.
Biomassa hasil degradasi tetap berada dalam tangki aerasi hingga bakteri
melewati masa pertumbuhan cepatnya (long phase). Setelah itu akan
mengalami flokulasi membentuk padatan yang lebih mudah mengendap.Dari tangki
pengendapan, sebagian lumpur dibuang, sebagian lain disirkulasikan kedalam
tangki aerasi. Kombinasi antara bakteri dalam konsentrasi tinggi dan lapar
(dalam lumpur yang disirkulasi) dengan jumlah nutrient yang banyak (dalam air
kotor), memungkinkan penguraian dapat berlangsung dengan cepat. Penguraian
dengan metode lumpur aktif hanya memerlukan beberapa jam, jauh lenih
cepat dibandingkan dengan penguraian serupa yang terjadi secara alami dalam
selokan atau air sungai.
terimakasih banyak, sangat membantu sekali..
BalasHapushttp://tokoonlineobat.com/obat-sirosis-hati-alami/